Berhubung Pak Tolip orangnya ramah, baik dan asyik banget foto-fotoin kami, beliau kami beri Rp. 100.000,-, 2 kali dari tarifnya. Alhasil kami diajak ke Batu Pandang Ratapan Angin. “Ayolah bu, saya foto-fotoin lagi di sana,” kata Pak Tolip. Hehe, asyik!
Oya, sebelum berangkat aku tanya ke Pak Tolip ada apa di Wana Wisata Petak 9. Pintu masuk wisata ini terletak tidak jauh dari pintu masuk Telaga Warna. Pak Tolip menjelaskan bahwa di sana kita bisa melihat Telaga Warna dari atas bukit Sidengkeng. Tapi jalan ke sana cukup jauh dan menanjak. Ya sudahlah, kami lewatkan saja. Bisa ngoceh panjang lebar kalau anak-anak di ajak ke sana.

Wana Wisata Petak 9

Wana Wisata Petak 9

Dari Telaga Warna, kami naik mobil mengikuti Pak Tolip yang naik motor. Letak Batu Pandang Ratapan Angin tidak jauh dari Telaga Warna. HTMnya Rp. 7.500,-/orang. Dari tempat parkir, kami berjalan melewati perkebunan milik warga. Pak Tolip memetik buah Carica untuk kami coba. Buah Carica adalah buah pepaya khas Dieng dan hanya tumbuh beberapa tempat di dunia, salah satunya di Dieng. Rasanya asam dan makannya sekaligus sama bijinya. Carica ini biasanya dijual dalam bentuk manisan yang dikemas dalam gelas plastik. Untung kami ditemani Pak Tolip, yang dengan cueknya petik sana petik sini. Iyalah, dia kan udah kenal dengan warga sekitar. Coba kalau kami yang main petik, bisa dipelototin sama mereka. Haha.

Buah Carica

Buah Carica

Manisan Carica yang telah dikemas dan Kripik Jamur.

Manisan Carica yang telah dikemas dan Kripik Jamur.

Ternyata di Batu Pandang Ratapan Angin, kita bisa melihat Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas. Keren banget. Kami disuruh naik di atas batu oleh Pak Tolip dan difotoin. Serem banget! Kalau jatuh amin deh.

batu-pandang-ratapan-angin

Ngeliat si papa difoto bikin dengkul lemes

Ngeliat si papa difoto bikin dengkul lemes

 

Di Batu Pandang Ratapan Angin, kami berpisah dengan Pak Tolip dan melanjutkan perjalanan menuju Dieng Plateau Theater yang letaknya juga tidak jauh. Sampai di sana ternyata film-nya baru mulai. Pertunjukkan selanjutnya kira-kira masih 20 menit lagi. Hhmm, males ajah nunggu lama di situ. Akhirnya kami memutuskan untuk melewatkan nonton di sana.

Dieng Plateau Theater

Dieng Plateau Theater

 

Sekedar info, Dieng Plateau Theater ini merupakan gedung pertunjukkan yang memutar film dokumenter mengenai kawasan Dataran Tinggi Dieng. Filmnya berdurasi kurleb 23 menit. Untuk tiket masuknya bisa mempergunakan tiket masuk kawasan dataran tinggi dieng yang sebelumnya dipungut saat masuk ke kawasan ini. Sayang banget sebenarnya melewatkan pertunjukkan ini, tapi apa boleh buat karena kami masih harus melanjutkan perjalanan menuju Purwokerto.

2 comments on “Batu Pandang Ratapan Angin, Dieng

  1. Pingback: Kawah Sikidang, Dieng | My Fourleafclover

  2. Pingback: Kalibiru, Kulon Progo | My Fourleafclover

Leave a reply

required

*