Archives

Horison Ultima, Purwokerto

Kenyang makan mi ongklok, persinggahan berikutnya adalah Purwokerto. Di Purwokerto kami hanya menginap semalam di hotel sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandung. 2 tahun lalu sudah pernah ngerasain Santika Purwokerto, sekarang nyoba tempat lain. Pilihannya jatuh ke Horison Ultima Purwokerto.

Sampai di hotel kurleb jam 6 sore. Anak-anak langsung minta berenang karena kolam renang hanya dibuka sampai jam 7 malam.

Kolam renang Horison Ultima, Purwokerto

Kolam renang Horison Ultima, Purwokerto

14764168205061

Kamar hotelnya luas, tapi sayang lantainya, terutama di kolong tempat tidur dan di bawah tirai, sangat berdebu. Bed covernyapun terlihat kurang licin. Di kolong tempat tidur bahkan ada 1 sandal hotel tanpa ada pasangannya.

Deluxe Room Horison Ultima, Purwokerto

Deluxe Room Horison Ultima, Purwokerto

 

Kamar mandinya luas dan bersih. Di tempat showernya kemiringan lantainya tidak diatur sehingga air menggenang pada waktu dipergunakan untuk mandi.

Kamar mandi

Kamar mandi

 

Secara keseluruhan, menginap di hotel ini cukup menyenangkan. Hanya perlu lebih diperhatikan lagi masalah kebersihan, terutama soal debu-debu di tempat yang tersembunyi.

Sarapan pagi tersedia di bangunan yang berbeda. Letaknya ada di sebelah kanan bangunan kamar hotel.  Sarapan paginya cukup  enak. Namun sayang tempat sarapannya terpisah menjadi 2 ruangan. Tempat mengambil makanannya berada di hall way, sedangkan meja dan kursi makan terletak di dalam ruangan sebelahnya. Biasanya sambil makan bisa celingak-celinguk liat makanan apa yang belum dicicipi, ini ga bisa. Kurang asyik jadinya.

Makanan disajikan di hall way, sedangkan meja dan kursi untuk makan ada di ruangan sebelah kanannya.

Makanan disajikan di hall way, sedangkan meja dan kursi untuk makan ada di ruangan sebelah kanannya.

 

Di Purwokerto ini judulnya cuma transit, jadi sehabis sarapan pagi kami melanjutkan perjalanan menuju Bandung.

 

Update per 1 Agustus 2016, Horison Ultima Purwokerto berganti nama menjadi Java Heritage Hotel.

 

Hotel Santika – Purwokerto

Dari Yogya, rencananya kami akan mampir dulu di Pangandaran. Tapi karena di Yogya gak sempet ziarah ke Goa Maria Sendangsono, akhirnya disempet-sempetinlah untuk mampir ke Goa Maria Kaliori di Purwokerto. Berhubung dari Goa Maria Kaliori sudah sore banget hampir jam 17.30, akhirnya kami putuskan untuk batal ke Pangandaran dan menginap di Purwokerto. Buka dulu situs travel online cari-cari tempat menginap di Purwokerto, dan langsung pilih Hotel Santika. Cari jalan di GPS dan capcus langsung ke tujuan.

Sampai di hotel, anak-anak langsung kegirangan. Iyalah, soalnya hotelnya bagus..hihi.. Kamar dan kamar mandinya bersih. Kayanya udah ga perlu direview lagi..hehe..
Sehabis mandi, anak-anak udah ga mau diajak kemana-mana lagi bahkan untuk cari makan malam. Udah bosen kali ya seharian di jalan aja. Akhirnya aku dan suami yang jalan keluar cari makan malam, anak-anak pada nunggu di kamar sambil main game.

Habis mandi, langsung sibuk berdua..haha..

Habis mandi, langsung sibuk berdua..haha..

Keesokan harinya anak-anak pada minta berenang dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandung. Kolam renangnya tidak terlalu besar dan terletak di sebelah ruang makan, jadi sambil sarapan bisa ngawasin anak-anak berenang. Menu sarapan di hotel ini juga sangat beragam, gak nanggung-nanggung mentang-mentang weekday. Selain menu prasmanan ada juga bubur, gado-gado, pecel, aneka kue-kue, roti dan buah-buahan yang enak-enak bahkan ada jamu juga.

Kolam Renang Santika Purwokerto

Kolam Renang Santika Purwokerto

Oya, di depan hotel ada rumah makan yang namanya Griya Dahar D’best. Semalam aku dan suami cari makan malam di sini dan ternyata menunya sangat beragam. Ada masakan Chinesse Food, nasi timbel, soto, pecel, dll. Rasanya lumayan, kami pesan Mie Goreng untuk anak-anak dan Mie Nyemek Psikopat untuk aku dan suami. Kenapa disebut psikopat? Soalnya pake irisan cabe rawit merah dan rasanya pedas bangeett..

Mie Nyemek Psikopat

Mie Nyemek Psikopat

Restoran ini cukup bagus dan rasanya pun enak. Sudah buka dari jam 7 pagi.

Jalan-jalan ke Baturraden

Yeaaayy… Finally, our very first long road trip!
Berhubung anak-anak lagi libur sekolah dan si papa bisa libur panjang karena pindahan kerja, akhirnya kami bisa jalan-jalan menuju ke Yogyakarta naik mobil. Rencananya sih pingin 10 harian, tapi berhubung tgl 9 Juli ada pilpres, jadinya liburnya dipangkas jadi 8 hari. Kami berangkat dari Jakarta tgl 1 Juli. Tujuan pertamanya adalah ke Baturraden, Purwokerto. Dari rumah berangkat sekitar jam 9-an dan sampai di Baturraden jam 7 malam.

Liburan sekolah ini bertepatan dengan bulan puasa, jadi jalanan tidak terlalu ramai. Untungnya sepanjang perjalanan, tidak susah mencari makan. Banyak rumah makan yang tetap buka walau ditutup-tutupin pintu atau etalase-nya. Kami juga berkendara dengan santai. Kalau capek berhenti dulu di pom bensin, anak-anak beli snack dan kemudian lanjut jalan lagi.

Aku ga booking hotel di Baturraden, karena rencananya pingin go-show. Tapi ternyata sampai di sana sudah malam (sebelum cari hotel, kami makan malam dulu) dan hujan pula. Akhirnya berbekal foto di internet akan salah satu hotel yang kelihatan luas tempat tidurnya (kayak di Savoy Homan, double king size) kami mampir di hotel tersebut. Namanya Hotel Moroseneng. Bener sih tempat tidurnya double king size, tapi ruangannya biasa (hotel melati). Kamar mandi jelek, flush toiletnya ga jalan. Hadooh… mana udah cape banget, males liat-liat hotel lainnya. Akhirnya minta kamar yang lain.

Di kamar berikutnya langsung periksa kamar mandinya. Aman… semua bisa berfungsi, tapi tempat tidurnya cuma 1 queen size. Gapapa lah, akhirnya kami ambil kamar tersebut. Minta 1 extra bed ternyata eh, extra bednya digelar di lantai. Begitu mau mandi, taraaaa… pintunya ga ada kuncinya dan selalu terbuka terus, kudu diganjel pakai bolpen. Daannn… sewaktu mau tidur baru liat kalau spreinya dan bantalnya warnanya sudah abu-abu! Hiiii…. Anak-anak sih ga peduli langsung pada tidur, tapi aku jijik banget. Buat taruh kepala, aku alasin bantalnya pakai mantel. Sampai-sampai aku ngimpi kutuan. Paraahh… Udah gitu sempet mati lampu pula sekitar 20 menitan. Alhasil di kamar gelap banget.

Besok paginya kami sarapan dan melihat-lihat area sekitar hotel ini. Ternyata hotel ini lumayan luas dan banyak kamarnya. Tamu-tamunya juga banyak, telihat dari banyaknya mobil yang diparkir. Mungkin kami kebetulan dapat kamar sisa-sisa yang jelek.. hihi.. Anyway, tetep aja never again nginep di sini.

Selanjutnya kami berwisata ke air terjun Baturraden. Terakhir ke tempat ini aku masih SD, jadi sudah banyak banget perubahannya. Sekarang tempatnya bagus dan dikelola dengan baik. Untuk masuk ke area wisata dikenakan tiket Rp. 8.000,-/orang. Pemandangannya bagus banget dan di dalamnya tersedia beberapa wahana yang bisa dinikmati oleh anak-anak.

pemandangan-baturraden

pemandangan-baturraden1

wisata-baturraden

4234546564

Selain itu terdapat juga obyek wisata berupa sumber air panas yang namanya Pancuran 3 (Pancuran Telu) di area Lokawisata Baturraden ini. Jaraknya kurang lebih 300m dari tempat kami berfoto di batu2an dan jalannya menanjak. Untuk masuk ke sana dikenakan HTM Rp. 7.500,-/orang. Dinamakan Pancuran 3 karena di sini ada terdapat 3 pancuran air panas yang mengandung belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.

jalan menanjak menuju Pincuran 3. Di sebelah kanan jalan terlihat tempat mainan anak yang terbengkalai... spooky.. hiii

Jalan menanjak menuju Pincuran 3. Di sebelah kanan jalan terlihat tempat mainan anak yang terbengkalai… spooky.. hiii

 

Sumber air panas Pancuran 3, Baturraden

Sumber air panas Pancuran 3, Baturraden

 

Pancuran-3-baturraden1

Gambar di sebelah kanan atas adalah Petilasan Mbah Tapa Angin. Tadinya aku pikir petilasan itu semacam tempat pemandian, wah keren juga ternyata nenek moyang kita udah kenal sauna pikirku (karena dekat sumber air panas)… hihi… Ternyata petilasan itu merupakan suatu tempat dimana seseorang pernah tinggal atau bertapa di situ, dalam hal ini petilasan ini dinamakan Petilasan Mbah Tapa Angin karena konon kawasan ini ditemukan oleh Mbah Tapa Angin. Yak maaf, bahasa Jawanya pas-pasan.. hehe.. Pantesan aja, pas anak-anak disuruh masuk ke dalam pada ga berani semua… sereemm kata mereka.

Di Pancuran Telu ini ada beberapa kolam. Ada kolam yang suhunya sangat panas, sedang dan ada yang hangat karena airnya sudah bercampur air yang berasal dari air terjun kecil. Panas tidaknya kolam bisa dilihat dari pekat tidaknya warna kolamnya. Semakin berwarna ke oranye-an semakin panas airnya.

Dari Pancuran 3, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan menuju Pancuran 7 (Pancuran Pitu) yang jaraknya 2.5 km dari Pancuran 3, melewati hutan pinus dan jalan menanjak… hihihi… Aku mah terimakasih aja kalau disuruh lanjut, mana bawa anak-anak. Titip salam aja deh. Tapi bagi yang berminat, jangan takut nanti pulangnya bisa naik ojek :)