Archives

Kampung Pelangi Wonosari, Semarang

Hari terakhir di Semarang, sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta, kami mampir dulu ke Kampung Pelangi. Salah satu tempat instagramable yang lagi hits.

Berawal dari rencana pemerintah kota untuk merenovasi Pasar Bunga Kalisari di Jl. Dr Sutomo IV. Ternyata setelah selesai renovasi, keindahan pasarnya tidak didukung dengan pemandangan dari perkampungan kumuh yang ada di belakangnya. Terinspirasi oleh beberapa kampung pelangi yang telah ada di kota-kota lain, kemudian timbullah ide untuk mengecat warna-warni Kampung Wonosari ini. Karena tidak semua rumah di sana tergolong miskin, maka proyek ini tidak bisa menggunakan anggaran pemerintah. Akhirnya dikumpulkanlah sumbangan-sumbangan dari dana CSR perusahaan sampai sumbangan pribadi.

Sebulan setelah pengecatan, foto-foto Kampung Pelangi Wonosari ini mulai viral di media sosial, bahkan menjadi sorotan media internasional. Banyak orang mulai berdatangan ke kampung ini yang mengakibatkan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dari hasil berjualan makanan, minuman atau suvenir.

Kampung Pelangi Wonosari, Semarang

Rumah-rumah dicat warna-warni

Ada Gembok Cinta loh di sini

Payung-payung hias

Mulai rusak oleh tangan-tangan jahil

Tersedia wastafel untuk cuci tangan

 

Tips ke Kampung Pelangi Wonosari : untuk menghindari teriknya matahari sebaiknya datang pada pagi atau sore hari. Hasil foto juga akan lebih bagus :)

Monumen Palagan Ambarawa, Semarang

Dari Eling Bening, perjalanan selanjutnya adalah menuju Monumen Palagan Ambarawa. Monumen Palagan Ambarawa merupakan salah satu wisata sejarah yang sudah mulai diacuhkan oleh generasi muda sekarang. Kebanyakan mereka hanya mengejar spot-spot foto yang kekinian untuk segera diupload di akun medsos. Tidak mudah memang untuk mengajak anak-anak ke tempat seperti ini. “Apaan yang diliat sih, Ma? Tempat kayak gini doang. Ga ada apa-apanya.” Hhmm..

Monumen Palagan Ambarawa berlokasi di Jl. Mgr. Sugiyopranoto, Ambarawa. HTM untuk masuk ke monumen ini cukup murah. Hanya Rp. 7.500,-/orang. Tempatnya sepi banget. Di hari libur lebaran, dimana tempat wisata lain dipenuhi oleh pengunjung, tempat ini cuma didatangi rombongan kami, pasangan anak muda dan 1 keluarga lainnya.

Begitu memasuki komples monumen, disebelah kiri terdapat Museum Isdiman. Nama museum ini diambil dari nama Letkol Isdiman yang gugur tertembus peluru senapan mesin pesawat Mustang yang ditembakkan oleh tentara Sekutu. Di dalam museum terdapat beberapa set pakaian dan senjata yang digunakan dalam pertempuran Ambarawa, lukisan-lukisan dan maket teknik Supit Urang. Supit Urang adalah nama strategi perang yang digunakan oleh Kolonel Soedirman untuk mengusir Sekutu dari Ambarawa.

Museum Isdiman

Berbagai jenis senjata disimpan di sini

Senapan Mesin Berat

 

Monumen Palagan Ambarawa dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan pada 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto. Monumen ini didirikan untuk mengenang pertempuran yang terjadi di Ambarawa melawan tentara Sekutu. Gambaran singkat sejarah pertempuran bisa dilihat pada relief yang dibuat pada dinding Monumen Palagan Ambarawa.

Relief pada Monumen Palagan Ambarawa

Monumen Palagan Ambarawa

 

Koleksi dari Museum Isdiman yang lain adalah Kereta Api dengan lokomotif yang dibuat tahun 1902 buatan Jerman. Pada badan gerbong kereta api terdapat tulisan “Awas Andjing NICA”,  “Merdeka ataoe mati!” atau “Hantjoerkan moesoeh kita”.

Kereta Api buatan Jerman

 

Di belakang Monumen Palagan Ambarawa terdapat dua buah truk Dodge buatan Amerika tahun 1941 yang pernah digunakan untuk mengangkut pasukan infanteri dalam pertempuran Ambarawa, membawa logistik makanan, amunisi dan perlengkapan militer lainnya.

Truk Dodge buatan Amerika

 

Adapula Meriam Anti Tank buatan Inggris dengan kaliber 20.

Meriam Anti Tank buatan Inggris

 

Di sisi paling kanan Monumen Palagan Ambarawa terdapat pesawat  Mustang P.51 Cocor Merah buatan Gavaller Aircraft Corporation. Pesawat ini merupakan bagian dari Skwadron 13 Royal Air Force di Kalibanteng, Semarang, yang dilengkapi dengan Browning Kaliber, 8 buah peluncur roket,  dan 2 buah bom. Pesawat berawak satu ini memiliki bobot 7.000 kg dengan panjang 9,81 meter. Pesawat jenis ini adalah pesawat yang berhasil ditembak jatuh oleh Tentara Keamanan Rakyat dan tenggelam di Rawa Pening yang sampai sekarang diyakini bangkainya masih ada di dasar Rawa Pening.

Pesawat Mustang Cocor Merah milik Sekutu

 

Bagi aku dan suami, sangat menyenangkan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah semacam ini. Tapi bagi anak-anak tidak. Hanya pada awal saja mereka masih antusias naik ke dalam kereta api. Tapi tidak lama kemudian mereka lebih memilih bermain ayunan di taman bermain yang ada di dalam kompleks monumen.