Dari Dieng Plateau Theater selanjutnya kami ke Kawah Sikidang. Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran dengan aktivitas vulkanik dibawah permukaannya. Maka tidak heran bila di Dieng ini banyak sekali kawah yang bermunculan. Salah satunya adalah Kawah Sikidang. HTM Kawah Sikidang adalah Rp. 10.000,-/orang berlaku untuk masuk ke Kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Di tempat penjualan tiket masuk, ada anak-anak yang menjual masker. Bagi yang tidak tahan bau belerang sebaiknya menggunakan masker pada saat mendekati kawah.

HTM Kawah Sikidang & Candi Arjuna

HTM Kawah Sikidang & Candi Arjuna

 

Menuju pintu masuk kawah ada warung-warung yang menjual berbagai macam suvenir, oleh-oleh dan hasil panen petani setempat. Salah satunya adalah kentang. Kentangnya ada yang warna ungu dan merah. Tadinya mau beli buat oleh-oleh, tapi takut rusak kelamaan dikekep dan ketindih barang-barang di bagasi mobil karena sebelum pulang Jakarta kami masih mampir-mampir dulu.

Setelah pintu masuk, ada yang menawarkan foto bareng burung seharga Rp. 5.000,-. Marsha langsung tertarik minta foto bareng, tapi sama si papa ga boleh karena ternyata burungnya adalah burung hantu. Kata papa, kasian burung-burung itu, mereka hewan nokturnal yang aktif di malam hari tapi justru siang-siang bolong gini dipaksa bangun. Kasian juga liat burungnya, matanya pada merem. Entah ngantuk apa silau, padahal ada beberapa orang yang antri untuk foto bareng.

Burung elangnya ikutan ngatuk juga :)

Burung elangnya ikutan ngantuk juga :)

 

Ga jauh dari tempat foto bareng burung ada kios-kios yang menjual suvenir berupa belerang, baik yang sudah jadi serbuk atau yang masih bongkahan, dan bunga edelweis. Eh, katanya bunga edelweis dilindungi, ga boleh dipetik. Tapi kata yang jual, bunga edelweis yang diperjualbelikan di Dieng adalah hasil budidaya petani edelweis. Ya sudahlah, karena Marsha ngotot minta dibeliin akhirnya dia pilih bunga edelweis yang warna-warni. Warna-warni karena diwarnai, bukan asli warna bunganya. Kalau aku pilih serbuk belerang, buat ngilangin eksim di kaki. Hihi. Si papa akhirnya ikut-ikutan beli edelweis yang putih sama bongkahan belerang. Buat pajangan, katanya.

Berbagai suvenir dari Kawah Sikidang

Berbagai suvenir dari Kawah Sikidang

 

Semakin mendekati kawah, bau belerang semakin menyengat. Kawah Sikidang ini merupakan salah satu kawah yang paling banyak dikunjungi karena selain mudah untuk mencapainya, kawah Sikidang ini mempunyai karkater unik dimana lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah sehingga oleh penduduk setempat kawah ini diberi nama Kawah Sikidang, yang berasal dari kata kidang (kijang).

Ada jalan setapak menuju kawah

Ada jalan setapak menuju kawah

 

Kiri : Kawah Sikidang Kanan : dari tanah bebatuan sekitar kawah, muncul juga uap panas.

Kiri : Kawah Sikidang
Kanan : dari tanah bebatuan sekitar kawah, muncul juga uap panas.

 

Pemandangan dari kawah Sikidang. Lumayan jauh juga jalannya dari tempat parkir.

Pemandangan dari kawah Sikidang. Lumayan jauh juga jalannya dari tempat parkir.

One comment on “Kawah Sikidang, Dieng

  1. Pingback: Kompleks Candi Arjuna, Dieng | My Fourleafclover

Leave a reply

required

*