Archives

Situ Patenggang, Ciwidey

Bandung lagi… Bandung ini seakan selalu menjadi tempat pemberhentian terakhir kami sebelum kembali kepada kenyataan. Sampai di Bandung kurleb jam 6 sore. Perjalanan Purwokerto – Bandung ini merupakan perjalanan yang cukup menyakitkan buat Edward karena mulai dari Purwokerto dia sudah mengeluh perutnya sakit. Sepertinya sih masuk angin, karena malam sebelumnya berenang sampai jam 7 malam dan telat makan. Ceritanya kami makan malam di rumah makan Cak Kholiq, yang letaknya ga jauh dari hotel Horison Ultima. Ternyata pesanan ayam goreng crispy-nya Edward lupa dibuatin sama mbaknya. Sampai yang lain selesai makan, punyanya dia belum keluar. Pelayannya selalu bilang sebentar lagi, tapi ternyata bagian dapurnya belum buat sama sekali. Halah. Akhirnya baru sekitar jam 20.30 makanannya keluar.

Untungnya Edward kalau sakit ga rewel seperti kakaknya. Sepanjang perjalanan cuma diem aja dan tidur. Aku kasih macem-macem, mulai dari tolak angin, jamu puyer cap kupu-kupu sampai antasida doen (separuh) plus digosokin minyak kayu putih perutnya. Sampai di Bandung, kami makan malam di The Kiosk Braga dan pesan gurame bakar buat Edward. Baru satu suap, dia pingin muntah. Berhubung ke kamar mandi kejauhan, muntahlah dia di wastafel. Tapi yang keluar cuma air doang karena sepanjang perjalanan ga mau makan, cuma makan marie regal aja. Sesudah muntah, dia bilang perutnya enakan, ga sakit lagi. Bahkan makan nasi 1 porsi sama gurame bakar  :D

Di Bandung nginap dimana lagi kalau bukan Panghegar. Hihi. Seneng banget nginap di sini. Kamarnya luas, ada microwave dan pantrynya, kolam renang air hangat, dekat dengan Braga jadi cari makan gampang.

Besok paginya anak-anak minta berenang dulu. Menjelang siang, kami udah mati gaya di hotel, mau jalan-jalan tapi liat jalanan kota Bandung di Waze merah semua. Hiks. Kebetulan hari itu hari Minggu. Akhirnya si papa ngajakin ke arah selatan aja, ke Ciwidey. Berangkat dari hotel jam 11 lewat, perjalanan ke arah Kopo juga macet. Sampai di Ciwidey, kami makan siang dulu di Sindang Reret.

@ Sindang Reret Ciwidey. Ngasih makan ikan... ikannya rakus-rakus :D

@ Sindang Reret Ciwidey.
Ngasih makan ikan… ikannya rakus-rakus :D

 

Berhubung kami sudah pernah ke Kawah Putih, maka tujuan kali ini adalah Situ Patenggang. Sampai di Situ Patenggang jam 4 sore. Hujan pula. Huhu.. jauh-jauh ke sini.
HTM Situ Patenggang adalah Rp. 18.000,- (weekday) dan Rp. 20.500,- (weekend), sedangkan tarif kendaraan roda 4 Rp. 11.500,- Sebelum sampai ke danaunya, kami melewati hamparan kebun teh yang sangat luas.

situ-patenggang

Hamparan kebun teh

Hamparan kebun teh

 

Sampai di danau hujannya tambah deras. Tadinya anak-anak ga mau turun, minta tetap di dalam mobil. Tapi masa sudah jauh-jauh ke sini kena macet pula cuma di dalam mobil aja. Akhirnya dengan berpayung ria kami berjalan menuju danau.  Di pinggir danau terdapat saung-saung dimana pengunjung bisa bersantai sambil menikmati pemandangan di sekitar danau. Terdapat juga sepeda air dan perahu yang dapat disewa untuk mengitari danau.

Tersedia saung-saung untuk tempat beristirahat

Tersedia saung-saung untuk tempat beristirahat

 

Sepeda air dan perahu-perahu yang dapat disewa

Sepeda air dan perahu-perahu yang dapat disewa

 

situ-patenggang3

Dari jauh kelihatan seperti hamparan kebun teh di atas jembatan. Setelah di zoom pakai kamera, ternyata putih-putihnya itu terpal yang menutupi gubuk-gubuk...wkwkwk

Dari jauh kelihatan seperti hamparan kebun teh di atas jembatan. Setelah di zoom pakai kamera, ternyata putih-putihnya itu terpal yang menutupi gubuk-gubuk…wkwkwk

Wefie dulu sebelum pualng

Wefie dulu sebelum pualng

 

Situ Patenggang merupakan persinggahan terakhir kami dari road trip ke Dieng. Besoknya kami kembali pulang ke Jakarta.