Sebulan terakhir ini aku dan suami sibuk cari rumah. Hampir setiap sore atau hari sabtu dan minggu kami keliling lihat-lihat rumah. Jam 7 pagi biasanya kami udah keliling naik motor biar ga kepanasan, untungnya si kakak udah bisa ngurusin adiknya. Kalau kami ga ada, dia buatin sarapan indomie atau telur dadar buat adiknya. Love you, girl.. We’re so proud of you :)
Nah, berhubung kami kasihan liat mereka di rumah aja, akhirnya weekend ini kami memutuskan mengajak anak-anak jalan. Suami sih ngajak ke Taman Mini, tapi aku sih ogah…hahaha… Akhirnya pilihannya antara pergi ke Cianjur atau Purwakarta. Sampai Jumat malam belum ada keputusan mau kemana. Sabtu pagi begitu bangun tidur, aku langsung todong si papa. Hayo pa, mau kemana?…hihi.. Dan akhirnya, jadi deh kami ke Purwakarta. Langsung packing kilat…
Tadinya kami tertarik mau lihat Giri Tirta Wanayasa yang terkenal sama Sky Poolnya. Tapi setelah tanya-tanya ke teman, sepertinya di situ terlalu komersil. Sky Poolnya ga gede-gede amat dan memang terlihat bagus kalau foto di sana dengan viewnya, selebihnya sih biasa saja. Jadinya, tujuan kami ke Purwakarta kali ini adalah ke Jatiluhur dan Situ Buleud.
Dari tol Purbaleunyi, keluar di pintu tol Jatiluhur. Selanjutnya lihat GPS saja yaa… karena aku ga liatin jalannya, itu urusan yang nyupir..haha.. Mendekati kawasan Jatiluhur, jalanannya berliku-liku seperti di Nagreg, tapi jalannya cukup lebar dan ada cermin cembung di setiap tikungannya. Kami sampai di Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur sekitar jam 12 siang. Harga tiket masuknya Rp. 20.000,-/orang dan Rp. 15.000,-/kendaraan (sedan). Kami berempat, tapi hanya disuruh bayar untuk 2 orang saja. Mungkin anak-anak gratis kali ya.. pokoknya buru-buru dibayar aja, sebelum si bapak berubah pikiran..hihi..
Pertama-tama kami menuju Jatiluhur Resto & Resort (dulunya bernama Restoran Istora). Dari sini kita bisa melihat pemandangan waduk Jatiluhur yang indah. Bahkan ada yang pasangan yang sedang ambil foto prewed dengan latar belakang waduk Jatiluhur… hihi..
Dari restoran ini, selanjutnya kami ke Jatiluhur Convention & Resort Hotel yang letaknya masih dalam kawasan Grama Tirta ini. Tadinya suami ngajakin nginep di sini, tapi aku maunya nginep di kota Purwakarta aja sambil liat air mancur Situ Buleud yang katanya terbesar se-Indonesia. Alhasil di sini kami cuma foto-foto aja sambil nanya tarif hotelnya.. hehe…
Di seberang pintu masuk menuju hotel terdapat pintu masuk menuju Bendungan Utama Waduk Jatiluhur. Awalnya ragu-ragu mau masuk karena ada tanda dilarang masuk kecuali ada ijin. Kami coba-coba tanya, dan ternyata boleh kok masuk dan bayar tiket masuknya seharga Rp. 10.000,-/orang. Walaupun kami berempat, tapi cuma disuruh bayar 3 aja… aahh, suka deh di sini, apa-apa dikorting…hahaha…
Berhubung sudah jam 1 lewat dan kami kelaparan, akhirnya kami menuju Jatiluhur Water World karena beranggapan dekat kolam renang pasti ada tempat makan. Dan benar saja, ternyata banyak sekali warung-warung makan di area ini, tinggal pilih aja tempat yang nyaman. Rata-rata makanan yang dijual sama saja, ayam dan ikan bakar/goreng.
Setelah kenyang makan, tujuan selanjutnya ngadem di kolam renang. Tiket masuknya Rp. 40.000,-/orang (hari Sabtu). Beda harga weekday sama weekendnya ga tau, karena papan HTMnya ditutupin harganya…
Jatiluhur Water World ini ga terlalu luas areanya, tapi cukup lumayan buat tempat main anak-anak. Sayang air kolamnya kurang bersih dan Edward langsung biduran begitu berenang di sini. Jam 4 sore kolam renang sudah sepi, penjaga kolampun sudah siap-siap pulang. Kami pengunjung terakhir yang keluar dari sini…haha..
Dari JWW kami menuju kota Purwakarta. Kebetulan sedang ada festival egrang dan festival kuliner di kota ini yang berpusat di Situ Buleud. Tapi ternyata jalan menuju Situ Buleud semua ditutup. Alhasil kami berputar-putar untuk menuju ke Situ Buleud, mana macet pulaaa…huhu.. Akhirnya setelah 1.5 jam terjebak macet, dan sudah hampir setengah tujuh malam, kami menginap di hotel terdekat yang kami temui. Nama hotelnya La Derra dan hanya tinggal 2 kamar yang kosong. Berhubung jalanan macet banget, dan udah males cari-cari tempat lain, kamipun menginap di sini.
Kamarnya cukup bersih dan murah. Kamar yang kami tempati sudah paling mahal (cieehh..) hanya Rp. 330.000,-/malam tanpa sarapan pagi. Sarapan pagi nambah Rp. 25.000,-/orang. Hanya sayang kamarnya baunya kurang segar. (Begitu kami komplain, si mas-nya langsung semprot-semprot bayfresh…hihi..)
Begitu sudah masuk kamar dan mandi, anak-anak dan si papa udah ga mau keluar-keluar lagi…ihiks… akhirnya batal deh mau kuliner sama liat air mancur. Kamipun cuma beli nasi goreng yang jualan di seberang hotel untuk makan malam.
Besok paginya mau ke Situ Buleud gagal juga, gara-gara salah jalan dan tejebak macet di Pasar Rebo Purwakarta. Akhirnya kami bablas masuk tol menuju arah Jakarta.. (eh, mampir dulu sih di Sate Maranggi Cibungur, beliin sate buat oleh-oleh.. :D)