Archives

Watu Gunung Desa Lerep, Ungaran

Dari Pagoda Avalokitesvara, kami melanjutkan perjalanan menuju Watu Gunung Desa Lerep. Kalau lihat di google, tempatnya bagus dan ada kolam renang yang keren juga. Sampai di sana, ternyata penuh banget. Karena sudah terlanjur di sini dan sudah waktunya makan siang, kamipun pasrah saja. Sebelum parkir harus beli tiket masuk dulu. HTMnya Rp. 25.000,-/orang. Ini sepertinya harga pada high season.

HTM Watu Gunung Desa Lerep, Ungaran

Berhubung sudah lapar berat, kami langsung pesan makanan. Cara pesannya langsung ke meja yang ada mbak-mbak duduk ini. Menunya ada ditempel di mejanya. Jadi pesan dulu, bayar, trus baru diantar makanannya. Mungkin karena ramainya, pesanan kami baru keluar 40 menit kemudian. Itupun dengan pesanan yang kacau. Sambil menunggu makanan keluar, aku keliling dulu. Anak-anak diajakin pada ga mau. Udah bete mereka :D

Tempat order makanan di restaurant Watu Gunung

Tempat wisata ini sebenarnya kalau lagi bukan musim liburan akan sangat menyenangkan untuk menghabiskan waktu di sini. Ada restaurant, tempat penginapan, danau buatan dan kolam renang. Belum lagi udaranya yang sejuk banget. Tapi berhubung kami ke sana pada waktu musim liburan, jadi agak-agak kecewa sih. Walau ada larangan untuk membawa makanan dari luar, banyak pengunjung yang bawa makanan sendiri dan gelar tikar di tanah. Jadi kelihatan kotor pemandangannya, banyak sampah-sampah sisa makanan.

.

Kolam renangnyapun sama aja, butek. Padahal waktu liat di google cantik banget. Kolamnya dibuat berundak dan dasar kolamnya diberi tegel dengan warna berbeda. Dan yang paling disayangkan adalah bau rokok di area kolam ini. Jadi sambil berenang atau ngawasin anak-anaknya berenang, banyak sekali yang merokok di sekitar kolam. Ga cuma yang pria aja, yang wanita juga ngerokok… hadeeh.

Iklan vs reality :D
Harus cari waktu low season kalau mau menikmati keindahan kolam ini

Sehabis makan siang, anak-anak minta naik perahu di danau. Di pinggir danau banyak terdapat saung-saung untuk bersantai. Tengok sana sini, kok ga ada ya tukang perahunya atau petunjuk tarif perahunya. Ternyata naik perahu ini gratis. Karena gratis, naik perahunyapun sendiri dan dayung sendiri. Ga ada yang namanya penjaga yang ngawasin di sekitar danau, jadi kalau nyemplung tanggung jawab sendiri.. hahah.

Danau buatan

Setelah puas keliling danau naik perahu, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Kampung Kopi Banaran.