Kampoeng Kopi Banaran (2)

Kesampaian juga keinginan si papa pergi ke Kampoeng Kopi Banaran lagi. Tahun lalu kami juga ke sini, tapi sudah menjelang sore. Cerita tahun lalu bisa dibaca di sini.

HTM-nya masih sama Rp. 5.000,-/orang. Sebelum gerbang masuk kita bisa foto bersama Transformer. Bayarnya sukarela aja.

Foto bareng transformer

 

Sebelum mulai menikmati fasilitas yang tersedia di Kampoeng Kopi Banaran, sebaiknya beli tiket kereta wisata dulu atau golf car. Untuk naik kereta wisata atau golf car antriannya banyak, bisa lebih dari 2 jam menunggu giliran. Kalau tahun lalu kami naik Golf Car untuk keliling kebun kopi, kali ini kami pilih naik kereta wisata. Harga tiket kereta wisata adalah Rp. 75.000,-. Maksimum penumpangnya adalah 7 orang. Kebetulan kami bersembilan, yang dua anak-anak, jadi nyempil-nyempil dikit deh.

Sambil nunggu antrian untuk naik kereta wisata, anak-anak mencoba bermain menembak dan panahan. Kalau belum pernah atau belum bisa, tenang aja ada yang ngajarin kok. Harga tiketnya masing-masing Rp. 30.000,-/orang.

.

.

Dan si papapun menghilang.. Ternyata dia naik ATV :D

.

Setelah tiba giliran, kami dipanggil untuk segera naik kereta wisata. Rute kereta wisata ini adalah mengelilingi kebun kopi yang ada di Kampoeng Banaran ini. Jalannya tanah berbatu-batu sehingga penumpang yang naik juga ikut-bergoyang-goyang. Mau selfie jadi susah karena goyang terus..haha. Karena kereta kami penuh banget, agak seram juga ketika menaiki tanjakan. Sambil berkeliling , si mas sopir bertugas menjelaskan mengenai hal-hal seputar perkebunan kopi di Banaran ini. Tapi kemarin kami sibuk ketawa ketiwi dan teriak-teriak karena jalannya parah banget. Ditambah lagi si mas sopirnya ngocol banget, jadi sepanjang perjalanan kebanyakan ketawa terus.

Jalannya tanah berbatu-batu

.

Menjelang sore, kamipun pulang kembali ke hotel. Oya, jangan lupa mampir ke restorannya ya. Cobain deh yang namanya Bandeng Crispy, favoritnya anak-anak.

 

Goa Maria Kerep, Ambarawa

Tidak jauh dari Monumen Palagan Ambarawa, terdapat gang masuk menuju Goa Maria Kerep, tepatnya di Jl. Tentara Pelajar. Selain sebagai tempat berdoa, Goa Maria Kerep ini juga merupakan salah satu ikon wisata di Ambarawa yang banyak dikunjungi, tidak hanya umat Katolik saja tetapi juga umat beragama lain. Tidak heran tempat ini selalu ramai pengunjung.

Memasuki area parkir, terdapat patung Bunda Maria Asumpta yang menjulang tinggi dengan ketinggian 42 meter, dimana tinggi patungnya sendiri adalah 23 meter ditambah dengan penopangnya 19 meter. Patung ini diklaim sebagai patung Bunda Maria tertinggi di dunia. Patung ini dikerjakan oleh 3 seniman lokal Ambarawa dan diresmikan tanggal 15 Agustus 2015 oleh Mgr. Johannes Pujasumarta. Uniknya, Mgr. Johannes Pujasumarta menggunakan crane agar dapat menjangkau bagian atas patung untuk pemberkatan.

Patung Bunda Maria Asumpta

 

Patung Bunda Maria Asumpta dibangun menghadap matahari terbit yang diartikan bahwa Bunda Maria menyinari semua umat manusia. Di bawah patung terdapat 7 pilar dan di bawah pilar terdapat lukisan yang menggambarkan 7 duka Maria.

Lukisan di bawah patung Bunda Maria Asumpta

 

Tidak jauh dari Patung Bunda Maria Asumpta terdapat bangunan yang merupakan panti wredha khusus bagi wanita yang pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Sosial Soegijapranata – Keuskupan Agung Semarang.

Memasuki area kompleks Goa Maria Kerep, terdapat Kapel yang dibuat semi outdoor.

Kapel

 

Lahan Goa Maria Kerep merupakan sumbangan dari seorang warga negara Belanda yang bertugas sebagai pengelola perkebunan kepada gereja. Oleh gereja lahan tersebut diberikan kepada Kongregasi Bruder Para Rasul. Awalnya tanah biara ini dibuat sebagai tempat ziarah dan pada tahun 1954 tempat ziarah ini diresmikan dan diberkati dengan air suci dari Lourdes. Adapun patung Bunda Maria dibuat mirip dengan patung Bunda Maria yang ada Lourdes, Prancis. Renovasi dan perluasan area Goa Maria Kerep ini terus berlangsung sampai sekarang dengan partisipasi umat.

Goa Maria Kerep

.

Selain Goa Maria dan Patung Bunda Maria, terdapat juga Taman Doa yang menjadi ikon Goa Maria Kerep Ambarawa ini. Taman doa ini dibangun tahun 2005 dengan dilengkapi diorama kisah perjalan hidup Yesus, mulai dari pembaptisan di Sungai Yordan sampai tempat Yesus dimakamkan.

Monumen Palagan Ambarawa, Semarang

Dari Eling Bening, perjalanan selanjutnya adalah menuju Monumen Palagan Ambarawa. Monumen Palagan Ambarawa merupakan salah satu wisata sejarah yang sudah mulai diacuhkan oleh generasi muda sekarang. Kebanyakan mereka hanya mengejar spot-spot foto yang kekinian untuk segera diupload di akun medsos. Tidak mudah memang untuk mengajak anak-anak ke tempat seperti ini. “Apaan yang diliat sih, Ma? Tempat kayak gini doang. Ga ada apa-apanya.” Hhmm..

Monumen Palagan Ambarawa berlokasi di Jl. Mgr. Sugiyopranoto, Ambarawa. HTM untuk masuk ke monumen ini cukup murah. Hanya Rp. 7.500,-/orang. Tempatnya sepi banget. Di hari libur lebaran, dimana tempat wisata lain dipenuhi oleh pengunjung, tempat ini cuma didatangi rombongan kami, pasangan anak muda dan 1 keluarga lainnya.

Begitu memasuki komples monumen, disebelah kiri terdapat Museum Isdiman. Nama museum ini diambil dari nama Letkol Isdiman yang gugur tertembus peluru senapan mesin pesawat Mustang yang ditembakkan oleh tentara Sekutu. Di dalam museum terdapat beberapa set pakaian dan senjata yang digunakan dalam pertempuran Ambarawa, lukisan-lukisan dan maket teknik Supit Urang. Supit Urang adalah nama strategi perang yang digunakan oleh Kolonel Soedirman untuk mengusir Sekutu dari Ambarawa.

Museum Isdiman

Berbagai jenis senjata disimpan di sini

Senapan Mesin Berat

 

Monumen Palagan Ambarawa dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan pada 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto. Monumen ini didirikan untuk mengenang pertempuran yang terjadi di Ambarawa melawan tentara Sekutu. Gambaran singkat sejarah pertempuran bisa dilihat pada relief yang dibuat pada dinding Monumen Palagan Ambarawa.

Relief pada Monumen Palagan Ambarawa

Monumen Palagan Ambarawa

 

Koleksi dari Museum Isdiman yang lain adalah Kereta Api dengan lokomotif yang dibuat tahun 1902 buatan Jerman. Pada badan gerbong kereta api terdapat tulisan “Awas Andjing NICA”,  “Merdeka ataoe mati!” atau “Hantjoerkan moesoeh kita”.

Kereta Api buatan Jerman

 

Di belakang Monumen Palagan Ambarawa terdapat dua buah truk Dodge buatan Amerika tahun 1941 yang pernah digunakan untuk mengangkut pasukan infanteri dalam pertempuran Ambarawa, membawa logistik makanan, amunisi dan perlengkapan militer lainnya.

Truk Dodge buatan Amerika

 

Adapula Meriam Anti Tank buatan Inggris dengan kaliber 20.

Meriam Anti Tank buatan Inggris

 

Di sisi paling kanan Monumen Palagan Ambarawa terdapat pesawat  Mustang P.51 Cocor Merah buatan Gavaller Aircraft Corporation. Pesawat ini merupakan bagian dari Skwadron 13 Royal Air Force di Kalibanteng, Semarang, yang dilengkapi dengan Browning Kaliber, 8 buah peluncur roket,  dan 2 buah bom. Pesawat berawak satu ini memiliki bobot 7.000 kg dengan panjang 9,81 meter. Pesawat jenis ini adalah pesawat yang berhasil ditembak jatuh oleh Tentara Keamanan Rakyat dan tenggelam di Rawa Pening yang sampai sekarang diyakini bangkainya masih ada di dasar Rawa Pening.

Pesawat Mustang Cocor Merah milik Sekutu

 

Bagi aku dan suami, sangat menyenangkan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah semacam ini. Tapi bagi anak-anak tidak. Hanya pada awal saja mereka masih antusias naik ke dalam kereta api. Tapi tidak lama kemudian mereka lebih memilih bermain ayunan di taman bermain yang ada di dalam kompleks monumen.